Selasa, 21 Februari 2012




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
    Dewasa ini perkembangan dunia pendidikan sangatlah pesat. Banyak sekali perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkankan mutu pendidikan di Negara kita ini. Salah satunya dengan adalah mengevaluasi peserta didik agar kita dapat mengetahui sejauh mana mutu pendidikan di Negara kita.
Berdasarkan pada UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Serta dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I
pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa "penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik".
Atas dasar tersebut dapat kita simpulkan bahwa pendidikan di Negara kita ini adalah tanggung jawab kita bersama terutama bagi seorang guru.
Melalui makalah ini peyusun akan menerangkan tentang pengertian evaluasi, bentuk-bentuk evaluasi serta kekurangan maupun kelebihan dari bentuk evaluasi tersebut sehingga dapat menambah pengetahuan kita dalam mengevaluasi peserta didik.

1.2 Tujuan dan manfaat penulisan
Tujuan dan manfaat penyusunan makalah ini antara lain:
  • Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai evaluasi pembelajaran
  • Sebagai bahan pembelajaran
  • Memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi pembelajaran di STKIP ARRAHMANIYAH
  • Sebagai tolak ukur dalam penulisan dimasa mendatang.



    1.3 Metode penulisan 
  • Metode penulisan
    Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari internet serta buku-buku yang relevan.

  • Sistematika penulisan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)




Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN 
                       a.   Latar belakang
                       b.   Tujuan dan manfaat penulisan
                       c.   Metode dan sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
                      A.   Evaluasi
                             Pengertian evaluasi
                      B.   Bentuk-bentuk evaluasi
                             1.   Tes
                                   1.1   tes tertulis
                                   1.2   tes uraian
                                   1.3   tes objektif
                                   1.4   tes lisan
                                   1.5   tes perbuatan
                             2.   Nontes
                      C.   Jenis tes hasil belajar
                      D.   Kelemahan dan kelebihan bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran





















                                                                                                                                      

BAB II
PEMBAHASAN
 A.  EVALUASI
Pengertian Evaluasi
Secara umum, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Tujuan utama evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.

 B BENTUK-BENTUK EVALUASI
    Secara keseluruhan, bentuk evaluasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Tes
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut.
Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes
kelompok dan tes perorangan. Dilihat dari sudut penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru (teacher-made test) dan tes yang distandardisasi (standardized test).

1.1 Tes tertulis (written test),
Tes tertulis (written test) yaitu tes yang menuntut jawaban dari siswa secara tertulis. Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada waktu, tempat, dan untuk soal tertentu. Berikut adalah beberapa bentuk-bentuk tes tertulis, diantaranya:

 1.2  Tes uraian (essay test)
adalah tes yang menuntut anak untuk menguraikan jawabannya secara tertulis dengan kata-kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gayanya sendiri. Tes uraian sering disebut juga tes subjektif. Tes uraian ada dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian bebas.
Contoh uraian terbatas :
1)      Jelaskan bagaimana masuknya Islam di Indonesia dilihatdari segi ekonomi dan politik.
2)      Sebutkan lima rukum Islam !
Contoh uraian bebas :
1)      Jelaskanperkembangan pendidikan Islam di Indonesia !
2)      Bagaimana peranan pendidikan Islam dalam memecahkan masalah-masalah pokok pendidikan di Indonesia ?
Untuk mengoreksi tes uraian, ada tiga cara yang dapat digunakan, yaitu:
(1) whole
method, yaitu metode per nomor
(2) separated
method, yaitu metode per lembar
(3) cross
method, yaitu metode bersilang.
Dalam pelaksanaan pengoreksian, guru boleh memilih salah satu di antara ketiga metode tersebut, atau mungkin menggunakannya secara bervariasi. Hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan.

 1.3 Tes objektif
Tes objektif (objective test) menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
   1.3.1 Bentuk Benar–Salah (true false) :
Contoh : Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada huruf B jika jawabannya benar dan huruf S bila jawabannya salah.
  1. B – S  :  Waqaf  berarti menghentikan bacaan karena ada tanda waqaf.
  2. B – S  :  Yaumul hasyri artinya hari kebangkitan.
  3. B – S  :  Surat Al-Fatihah termasuk surat Makiyyah.
  4. B – S  :  Terbitnya matahari sebelah barat merupakan ciri besar hari kiamat.
Bentuk benar-salah yang lain adalah jawabannya telah disediakan, tetapi jawaban yang disediakan itu bukan B – S, melainkan Ya – Tidak. Contoh :
  1. Ya – Tidak  : Dajjal adalah seorang laki-laki dari kaum Yahudi.
  2. Ya – Tidak  : Dabbatul ardhi berarti keluarnya binatang bumi.
  3. Ya – Tidak  : Kematian manusia termasuk kiamat kubra.
  4. Ya – Tidak  : Rahasia hari kiamat dijelaskan dalam al-Qur'an surat al-Ikhlas.
Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan tentang sebab-akibat. Contoh :
  1. B – S : Sholat rawatib dilaksanakan dua rakaat SEBAB sholat rawatib merupakan sholat sunat.
  2. B – S : Nabi sangat mencela orang yang lalai membayar hutang SEBAB hutang harus segera dilunasi.
  3. B – S  :  Pada malam Idul Fitri umat Islam mengumandangkan kalimat takbir, tahlil dan tahmid SEBAB malam Idul Fitri adalah malam menjelang 1 Syawal.
  4. B – S : Puasa wajib dimulai tanggal 1 Ramadhan SEBAB puasa diakhiri tanggal 1 Syawal.
  5. e)      B – S :   Nikmat yang diberikan Allah wajib disyukuri SEBAB nikmat Allah tak sama untuk setiap orang.
1.3.2     Bentuk Pilihan-Ganda (multiple choice)
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau  pernyataan (statement)yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut option.
Ada beberapa jenis bentuk pilihan-ganda ini, antara lain:
a) Distracters,yaitu option yang bukan merupakan jawaban yang benar.
Contoh :
Salah satu tanda besar menjelang hari kiamat adalah :
  1. Semua urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya
  2. Munculnya Dajjal.
  3. Banyak terjadi pembunuhan dimana-mana
  4. Beratnya orang Islam untuk menjalankan syariat agamanya
  5. Minuman keras sudah dianggap biasa

  1. Analisis hubungan antar hal, yaitu untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan (sebab-akibat).
Contoh :
      Pada soal di bawah ini terdapat kalimat yang terdiri atas pernyataan (statement) dan alasan (reason).
Pilihan:
  1. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan sebab dari pernyataan.
  2. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi alasan bukan merupakan sebab dari pernyataan.
  3. Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah
  4. Jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
  5. Jika pernyataan salah, dan alasan salah.
Soal: Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB Bandung merupakan
ibu kota provinsi Jawa Barat.
Penjelasan:
  1. "Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung" merupakan pernyataan yang benar.
  2. "Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat" merupakan alasan yang benar dan merupakan sebab dari pernyataan.
Jawaban :
Jadi, jawaban yang betul adalah A.

  1. Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa
    kemungkinan jawaban dan disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang salah tersebut.
Contoh :
      Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi Musa a.s adalah, kecuali :
  1. Menolong tanpa pamrih
  2. Konsekwen terhadap janji
  3. Berani menegakkan kebenaran
  4. Sikap ragu-ragu.
  1. Variasi
berganda, yaitu memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya betul, tetapi ada satu jawaban yang paling betul. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang paling  betul itu.
Contoh :
Para siswa hendaknya menghormati ...
  1. sesama teman
  2. guru-gurunya
  3. orang tuanya
  4. teman, guru, dan orang tuanya

  1. Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas siswa adalah mencari satu kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapinya.
Contoh :
Surat Al-Fatiha disebut juga sab'ul matsani. Artinya...
  1. 5 ayat yang dibaca  . . . . .
  2. 6 ayat yang dibaca  . . . . .
  3. 7 ayat yang dibaca  . . . . .
  4. 8 ayat yang dibaca  . . . . .

1.3.3     Bentuk Menjodohkan (matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaannya adalah pilihan ganda terdiri atas stem dan option, kemudian testi tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya disusun pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan soal dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak dari jumlah soal.
Contoh 1 :
Petunjuk :  Di bawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang terdapat pada daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Anda harus mencari pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor kata yang anda pilih itu di depan pasangannya masing-masing.

DAFTAR A
DAFTAR B
. . . . . . . . . . sunat
. . . . . . . . . . al-Ikhlas
. . . . . . . . . . haram
. . . . . . . . . . neraka
. . . . . . . . . . makhroj
  1. Halal
  2. Sorga
  3. Idzhar
  4. Wajib
  5. Ikhfa
  6. Surat
  7. Tajwid  

 Contoh 2 :
Petunjuk :  Berikut ini terdapat dua buah daftar nama. Sebelah kiri adalah pengertian, sedangkan sebelah kanan adalah istilah. Pilihlah pengertian tersebut sesuai dengan nama konsepnya dengan menuliskan  angka 1, 2, 3, dan seterusnya pada tempat yang telah disediakan.
PENGERTIAN
ISTILAH
. . . . . . . . . . : ilmu membaca Al-Qur'an
. . . . . . . . . . : tempat keluarnya huruf
. . . . . . . . . . : perkataan Rasulullah
. . . . . . . . . . : perbuatan Rasulullah
. . . . . . . . . . : sikap rela menerima
  1. Hadits
  2. Qana'ah
  3. Tajwid
  4. Tasamuh
  5. Makhraj
  6. Sunah
  7. Qalqalah  

1.3.4 Bentuk Jawaban Singkat (short answer) dan Melengkapi (completion) :
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau
angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Contoh :
  1. Siapakah malaikat yang menanyai di alam kubur ?
  2. Apa nama agamamu ?
  3. Siapa nama Tuhan-mu ?
  4. Apa nama kitab sucimu?
  5. Apa nama kiblatmu ?
Sedangkan soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap.
Contoh :           
  1. Alam barzakh disebut juga alam .................
  2. Nabi Musa a.s lahir pada zaman raja .......... di negeri .............
  3. Hadis adalah ..... Rasulullah, sedangkan sunnah adalah ..... Rasulullah.
  4. Neraka jahannam diperuntukkan bagi orang-orang .............
  5. Hukum akikah adalah sunah ....................
Cara mengoreksi bentuk tes objektif :
Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita mengoreksi jawaban
siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi jawaban tersebut kita harus menggunakan kunci jawaban (scoring key) sebagai acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci jawaban ini sudah disediakan, maka siapapun dapat mengoreksi jawaban tersebut secara cepat dan tepat.

1.4 TES LISAN (ORAL TEST),
    TES LISAN (ORAL TEST )yaitu suatu bentuk tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.

1.5  TES PERBUATAN (PERFORMANCE TEST),
TES PERBUATAN (PERFORMANCE TEST)
yaitu bentuk tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba praktikkan bagaimana cara melaksanakan sholat yang baik dan benar.

 2.    NONTES
Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran bersifat aneka ragam. Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis,keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list, dan rating scale.

C  JENIS TES HASIL BELAJAR
    a.       Tes formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi penyempurnaan program belajar-mengajar, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar-mengajar menjadi lebih baik. Soal-soal tes formatif ada yang mudah dan ada pula yang sukar, bergantung kepada tugas-tugas belajar (learning tasks) dalam program pengajaran yang akan dinilai. Tujuan utama tesformatif adalah untuk memperbaiki proses belajar, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan anak. Tes formatif sesungguhnya merupakan criterion-referenced test. Tes formatif yang diberikan pada akhir satuan pelajaran sesungguhnya bukan sebagai tes formatif lagi, sebab data-data yang diperoleh akhirnya digunakan untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa. Tes tersebut lebih tepat disebut sebagai subtes sumatif. Jika dimaksudkan untuk perbaikan proses belajar, maka maksud itu baru terlaksana pada jangka panjang, yaitu pada saat penyusunan program tahun berikutnya.

b.      Tes Sumatif
Tes sumatif diberikan saat satuan pengalaman belajar dianggap telah selesai. Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk menetapkan apakah seorang siswa berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan atautidak. Tujuan tes sumatif adalah untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Ujian akhir dan ulangan umum pada akhir caturwulan atau semester termasuk ke dalam tes sumatif. Hasil tes sumatif jga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran. Tes sumatif termasuk norm-referenced test. Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat mudah, sedang, dan sulit.

c.       Tes Penempatan (placement test)
Pada umunya tes penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program belajar dan sampai di mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) sebagaimana yang tercantum dalam RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) mereka. Dalam hubungan dengan tujuan yang pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan siswa menghadapi program yang baru, sedangkan untuk yang kedua berkaitan dengan  kesesuaian program pembelajaran dengan siswa.

d.      Tes Diagnostik
Tes diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami peserta didik berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi peserta didik. Soal-soal tersebut bervariasi dan difokuskan pada kesulitan. Tes diagnostik biasanya dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai. Tes diagnostik diadakan untuk menjajaki pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang telah dikuasai mereka, apakah peserta didik sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan untuk dapat mengikuti suatu bahan pelajaran lain. Oleh karena itu, tes diagnostik semacam itu disebut juga test of entering behavior.

D.  KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BENTUK-BENTUK EVALUASI PEMBELAJARAN


 1. Tes Tulis
Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawabannya diberikan pada siswa berupa bahasa tulisan. Tes tertulis termasuk dalam kelompok tes verbal.
Kelebihan Tes tertulis :
  1. Dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama.
  2. Dalam tes tulis, peserta didik relatif memiliki kebebasan untuk menjawab soal, sehingga secara psikologi peserta didik lebih bebas dan tidak terikat.
  3. Pada tes tertulis, karena soalnya sama maka obyektifitas hasil penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes tindakan.
Kekurangan Tes Tulis :
  1. Belum tentu cocok mengukur psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.
  2. Hasil dari tes tulis sedikit agak diragukan karena peserta dapat melakukan kucurangan dalam mengerjakan.
  3. Apabil tidak menggunakan bahasa yang tegas dan lugas dapat mengandung pengertian ganda, sehingga berakibat data yang masuk salah.

Tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian  yaitu:
1. Tes Obyektif (Tes Terstruktur)
Tes obyektif merupakan tes tertulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia.
Kelebihan Tes Obyektif  :
  1. Reabilitynya lebih tinggi dibandingkan dengan test easy, karena penilaianya bersifat objektif.
  2. Pemberian nilai lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut mempunyai keahlian khusus.
  3. Untuk menjawab tes ini tidak dibutuhkan banyak waktu.
  4. Objekti test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
  5. Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena samplingnya lebih luas.
Kekurangan Tes Obyektif :
  1. Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
  2. Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
  3. Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut tes.

Berdasarkan bentuknya, tes obyektif dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Benar  atau Salah
Kelebihan  soal  benar atau yaitu :
  1. Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
  2. Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
  3. Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala.
  4. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kekurangan soal  benar atau salah yaitu :
  1. Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
  2. Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik
  3. Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
  4. Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.

 2. Pilihan Ganda
Kelebihan soal pilihan ganda yaitu :
  1. Hasil belajae yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
  2. Terstruktur dan petunjuknya jelas.
  3. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
  4. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
  5. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kekurangan soal pilihan ganda yaitu :
  1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
  2. Sulit menemukan pengacau.
  3. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
  4. Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

3. Isian
Kelebihan soal isian yaitu :
  1. Sangat mudah dalam penyusunannya.
  2. Lebih menghemat tempat ( menghemat kertas ).
  3. Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.
  4. Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.
Kelemahan soal isian yaitu :
  1. Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
  2. Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.
  3. Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.

 5. Menjodohkan
Kelebihan soal menjodohkan yaitu :
  1. Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
  2. Waktu membaca dan merespon relative singkat.
  3. Mudah untuk dibuat.
  4. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.

Kekurangan soal menjodohkan yaitu :
  1. Materi soal dibatsi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
  2. Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
  3. Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan.

6. Jawab Singkat
Kelebihan soal jawab singkat yaitu :
  1. Mudah dalam perbuatan.
  2. Kemungknan menebak jawaban sangat sulit.
  3. Cocok untuk soal- soal hitungan.
  4. Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas.
Kelemahan soal jawab singkat yaitu :
  1. Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
  2. Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
  3. Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

7. Tes Subyektif
Pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2005:162).
 Kelebihan  tes subjektif yaitu:
  1. Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
  2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
  3. Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
  4. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes subyektif yaitu :
  1. Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelamahan yang lain.
  2. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
  3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
  4. Kerjasama antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Bentuk dari tes subyektif adalah uraian (eassy). Bentuk ini mempunyai kekurangan dan kelebihan yang diantaranya adalah :
Kelebihan  bentuk eassy adalah :
  1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
  2. Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.
  3. est ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.
  4. Derajad ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.
  5. Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat.
  6. Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
Kelemahan bentuk easy adalah :
  1. Sukar dinilai secara tepat.
  2. Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
  3. Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.
  4. Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya.

8. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Kelebihan tes lisan adalah :
  1. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap,serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
  2. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
  3. Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
Kelemahan tes lisan adalah :
  1. Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes.
  2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan.


                                                                                                                                                                 




BAB III
PENUTUP


  • Simpulan
  • evaluasi dapat adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen/alat dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan dan hasil dari evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan
  • Tujuan utama evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.



  • Saran


"Tak ada gading yang tak retak,
Begitupula makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan"

Kritik dan saran
sangat kami butuhkan demi perbaikan dimasa mendatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar